Selasa, 05 Maret 2013

Hacker Serang Perusahaan Raksasa, Dunia Maya Makin Bahaya



Pertengahan Februari lalu, dunia teknologi dibuat terkejut dengan klaim dari tiga raksasa teknologi dunia Apple, Facebook, dan Microsoft. Walaupun tidak dalam waktu yang bersamaan, ketiga perusahaan yang dominan di dunia teknologi global itu mengaku mendapat serangan hacker atau peretas.
Facebook dalam publikasinya, menyebutkan sistem keamanannya bobol setelah salah satu karyawan mengunjungi situs developer yang sudah di infeksi virus oleh hacker. Selang beberapa hari kemudian, Apple turut mengungkapkan hal yang serupa. Produsen iPod, iPhone dan iPad itu mengklaim para hacker telah menyerang sistem Apple di markas besar mereka di California. Apple menyebutkan serangan berasal dari sebuah virus dari situs developer yang sudah terinfeksi. Tidak berhenti sampai disitu, tiba-tiba pada 23 Febuari lalu, secara mengejutkan Microsoft turut mengungkapkan hal yang sama.
Sebelumnya pada periode akhir Januari sampai minggu awal Februari, dua media besar Wall Street Journal dan New York Times turut mengungkapkan pengakuan serupa. Serangan hacker juga dialami produk-produk dengan skala global. Seperti yang dialami oleh akun Twitter produsen otomotif Jeep, dan gerai burger ternama Burger King. Hacker yang membobol akun tersebut, mengubah akun Jeep menjadi Cadillac dan Burger King jadi McDonalds.
Siapa Tersangka?
Microsoft menyebutkan serangan yang mereka alami, sama seperti serangan yang dialami Apple dan Facebook. Sementara Facebook sendiri mengatakan dari hasil pelacakan, diketahui kalau serangan hacker yang membobol sistem keamanan mereka berasal dari China.
Sementara itu New York Times dalam publikasinya menyebutkan serangan yang mereka alami, kemungkinan kuat dilakukan sebagai balasan atas tulisan mereka mengenai harta tersembunyi dari keluarga Perdana Menteri Wen Jiabao. Raja media Rupert Murdoch juga mengatakan kalau serangan yang dialami Wall Street Journal berasal dari China, walau tanpa menyebutkan sumber dan asal dugaan tersebut. Masih dari kalangan media, Washington Post sempat mengungkapkan kalau mereka menjadi sasaran target dari China pada periode 2008, dan baru terungkap pada 2011.
Dugaan China sebagai dalang dari serangan hacker, semakin kuat setelah perusahaan yang bernama Mandiant mengungkapkan mereka telah mengidentifikasi Unit 61398, yang merupakan bagian dari Angkatan Bersenjata Pembebasan Rakyat (PLA) yang berbasis di Shanghai, sebagai pihak yang berada di balik serangan tersebut.
Menurut perusahaan itu, Unit 61398 berlokasi di distrik Pudong, Shanghai dan mempekerjakan ribuan orang yang mahir berbahasa Inggris serta pemograman komputer dan pemahaman yang dalam atas operasi jaringan internet. Menurut perusahaan tersebut, Unit 61398 telah mencuri "ratusan terabit data dari setidaknya 141 organisasi yang bergerak di berbagai bidang sejak tahun 2006."
Tudingan Dari Google
Pihak China sendiri telah secara tegas membantah semua tudingan perusahaan-perusahaan yang menjadi korban. Melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei, pihak China mengatakan tuduhan serangan peretas China terhadap sejumlah perusahaan AS sama sekali tidak berdasar.
Bakan China juga menyatakan kalau mereka juga menjadi serangan hacker. Berdasarkan laporan Pusat Koordinasi Tanggap Darurat Jaringan Komputer Nasional China (CNCERT/CC), ada 73 ribu alamat IP asing yang terlibat dalam serangan terhadap 14 juta sistem jaringan komputer negaranya.
China boleh saja membantah, namun jika melihat apa yang ditulis oleh Chairman Google, Eric Schmidt dalam bukunya 'The Digital Age' dunia tidak akan mudah percaya pada bantahan dari pihak negeri Tirai Bambu tersebut.
Dalam The Digital Age, Eric Schmidt mengungkapkan kalau China merupakan “hacker paling canggih dan berpengalaman”untuk meretas atau menyerang situs luar negeri. Dalam bukunya itu, Seperti yang dilansir dari Daily Mail, Eric Schmidt juga menulis bagaimana pemerintah China dan juga perusahaan milik pemerintah di sana tidak ragu untuk menggunakan serangan hacker-untuk memberikan mereka kekuatan “dalam ekonomi dan politik dunia.“
Mereka yang sukses membobol sistem keamanan Facebook dan Apple memang berpeluang mendapat keuntungan besar. Facebook sebagai situs jejaring sosial nomor satu dunia, memiliki puluhan juta data pengguna mereka, dan begitu juga dengan Apple. Data pengguna itu tentunya, bisa dipakai dalam kepentingan ekonomi, terutama bagi-bagi negara yang berambisi menjadi kekuatan ekonomi dunia. Perusahaan-perusahaan besar itu sendiri mengaku tidak ada data yang tercuri, namun tetaplah berhati-hati di dunia maya…

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2013. Jalan - Jalan Di Google - All Rights Reserved Template by HsH